Senin

sejarah kuta bali

Sudah sejak tahun 1960an hingga saat ini, Kuta dikenal sebagai tempat wisata paling sibuk di Bali. Turis datang untuk bersenang-senang di desa kecil di Kabupaten Badung ini. Kuta makin identik sebagai tempat dengan citra gemerlap: surfing, shopping, sun bathing, atau hanya untuk menikmati atmosfir dunia malam belakangan ini.
Ironinya, selain pantai dan dunia malamnya, Kuta sendiri tak terlalu punya tempat sebagai kunjungan wisata. Tidak seperti, katakanlah, Denpasar yang punya beberapa lokasi bersejarah seperti Museum Bajra Sandhi di Lapangan Margarana Renon atau Museum Bali di samping Puputan Badung Denpasar. Atau museum-museum seni di Ubud.

Kuta bisa disebut berada di garis depan untuk menciptakan citra Bali sebagai lokasi pariwisata dunia. Karena itu Kuta punya potensi untuk menjadi tempat wisata sejarah. Apalagi sejak lama Kuta sudah dikenal pula sebagai tempat yang memberi tempat untuk pluralisme.
Untuk mengenal Kuta sebagai tempat bersejarah itu, Supatra mengenalkan lima tempat yang punya peran dalam sejarah Kuta. Lima tempat tersebut adalah Pantai Pasih Perahu, Vihara Dharmanaya, Makam Mads Lange, Poppies Restaurant, and Monumen Bom Bali. Dua nama terakhir sudah banyak dikenal. Karena itu, kita akan mengunjungi tiga tempat lai yaitu Pantai Pasih Perahu, Vihara Dharmayana, dan Makam Mads Lange.
Menurut buku sejarah resmi dari Pemerintah Kelurahan Kuta, Kuta mulai dikenal ketika pada 1336 M, Gajahmada dan pasukannya dari Majapahit mendarat di bagian selatan pantai ini. Daerah ini kemudian dikenal dengan nama Tuban, seperti salah satu nama kota kecil di pesisir Jawa Timur.
Karena tempatnya bagus untuk pendaratan kapal, pelan-pelan daerah ini pun jadi pelabuhan kecil. Warga pun menyebut kawasan di Banjar Segara Kuta ini dengan nama Pasih Perahu yang berarti pantai perahu.
Saat ini, tak ada bukti sejarah apa pun bahwa pantai ini pernah punya peran penting dalam perkembangan Kuta. Bekas pelabuhan di sini sudah dimakan ombak, terkena abrasi. “Sudah jauh di tengah sana,”
Bukti fisik bahwa tempat tersebut pernah jadi pelabuhan bisa dilihat dari bangunan di Pura Pesanggrahan di tempat ini. Di bagian depan pura, terdapat miniatur perahu yang dibangun pada 2002.
Ukuran perahu miniatur ini sekitar 6 x 2 meter persegi. Di tengah perahu ini terdapat sumber air yang, uniknya, adalah air tawar meski berada di tepi pantai. Sayangnya tempat ini tidak punya banyak keterangan untuk menjadi sebuah objek wisata. Padahal kalau dikemas dengan baik, tempat ini lumayan menarik untuk menjadi sebuah lokasi wisata sejarah, khususnya tentang Kuta.
Bagian lain dari Kuta yang bisa menjadi tempat untuk mengenal sejarah Kuta adalah vihara Dharmayana. Berdiri sejak sekitar 1876 M, vihara Dharmayana menjadi salah satu bangunan tertua di Kuta. Dia jadi saksi bisu sejarah perjalanan Kuta dari zaman Bali masih berbentuk kerajaan sampai saat ini. Namun, meski sudah berumur 132 tahun, vihara ini masih sangat terjaga. Bangunan masih tertata dan digunakan sampai saat ini.
Vihara ini berada di pojok antara jalan Blambangan dan jalan Padri Kuta, masuk wilayah Banjar Temacun, Kuta. Dengan warna merah menyala khas Tionghoa, vihara ini terlihat jelas di sisi kanan jalan. Ornamen seperti lampion yang menggantung, aksara Mandarin di dinding, atau patung naga di tiang vihara menjadi ikon khas bangunan tradisional Tionghoa.
Vihara Dharmayana adalah tempat warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang sehari-hari. Meski demikian, vihara ini terbuka bagi siapa pun yang ingin berkunjung, tidak hanya mereka yang ingin sembahyang. Karena itu turis pun bisa berkunjung ke vihara ini. Namun, faktanya, tidak banyak turis yang berkunjung ke vihara yang pernah dikunjungi Dalai Lama pada 1982 ini.
Dharmayana dibangun untuk menghormati Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin, leluhur warga Tionghoa di Kuta.Tan Hu Cin Jin adalah arsitek yang mendesain Taman Ayun di Mengwi, Badung. Jin membangun Taman Ayun ini pada tahun 1716 M.
Meski didirikan sebagai bentuk penghormatan pada leluhur warga Tionghoa, namun vihara ini tetap boleh dikunjungi siapa pun, termasuk turis. Biasanya turis yang datang adalah dari China, Jepang, atau Korea. Turis dari Eropa dan Amerika sangat jarang. “Kalau mereka mau sembahyang di sini juga boleh,”

Berkunjung ke vihara Dharmayana Kuta, kita akan sekaligus belajar mengenal sejarah warga Tionghoa di Kuta, dan Bali pada umumnya. Sejak awal kedatangannya di Bali pada abad ke-18, warga Tionghoa memilih pekerjaan berdagang. Profesi ini pula yang mempengaruhi perkembangan Kuta sampai saat ini. Warga Tionghoa tetap menjadi salah satu kelompok yang menentukan roda perekonomian Kuta terutama dari sisi perdagangan.

Dalam berbagai buku tentang Kuta disebutkan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, Kuta jadi salah satu pusat perdagangan di Bali. Saat itu, seorang warga Denmark bernama Mads Johansen Lange menjadi syahbandar Kuta. I Made Sujaya dalam bukunya Sepotong Nurani Kuta (LPM Kuta, 2004) menyebut bahwa di tangan Tuan Lange, demikian warga Kuta biasa menyebutnya, ini Kuta makin berkembang menjadi sangat maju dan terkenal. Karena itu, berbicara tentang Kuta juga tak bisa dilepaskan dari posisi Tuan Lange meski agak berbau kolonial.

Makam Mads Lange berada ada di bagian timur Kuta, di samping Tukad Mati, berjarak sekitar 100 meter dari jalan By Pass Ngurah Rai Kuta. Ada jalan bernama Tuan Lange yang seperti menunjukkan betapa pentingnya posisi Lange sehingga namanya diabadikan sebagai nama jalan. Lagi-lagi, sayangnya, tempat ini pun tak punya cukup informasi sebagai sebuah objek wisata. Padahal lokasi ini bisa saja dikemas sebagai sebuah wisata sejarah, misalnya dengan keterangan lebih jelas tentang siapa Mads Lange dan bagaimana perannya dalam perkembangan Kuta.
Saat ini tak banyak yang bisa dilihat di makam Mads Lange. Hanya ada monumen setinggi sekitar 3 meter dengan tulisan Sacred to the Memory of Mads Johansen Lange. Monumen ini agak terpisah dari kuburan-kuburan lain di kompleks kuburan Tionghoa tersebut. Menurut sejarah, Mads Lange memang menikah dengan perempuan keturunan Tionghoa. Karena itu dia pun dimakamkan di kuburan Tionghoa ini. Tanpa penunggu dan keterangan tertulis tentang tempat tersebut, makam Mads Lange pun tak bisa bercerita banyak tentang sejarah Kuta.
Tiga tempat tersebut, bersama Poppies Restaurant –salah satu restoran tertua di Kuta- dan monumen bom Bali, untuk mengenang tragedi pengeboman di Kuta pada 12 Oktober 2002 sebenarnya bisa jadi paket wisata yang menarik.
Sayangnya belum ada satu pun travel agent atau pelaku wisata yang menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai sebuah kegiatan wisata sejarah. Kalau toh ada turis yang datang, biasanya hanya karena ketertarikan pribadi, bukan ditawarkan oleh travel agent.
Namun, menurut sebagian warga di Kuta saat ini memang mulai berpikir tentang perlunya ada wisata sejarah di Kuta. “
Hal tersebut, lanjutnya, karena kurangnya sumber yang bisa menceritakan masing-masing tempat tersebut. “Meski demikian, mungkin memang harus ada yang memulainya. Kalau tidak ada yang memulai, seterusnya hanya akan jadi ide,”

wisata kaliurang yogyakarta

Pada awal abad ke-19, sejumlah ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta, bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarganya. Mereka menyusuri kawasan utara yang merupakan dataran tinggi. Sesampainya di Kaliurang yang berada di ketinggian 900 meter dari permukaan laut, para "meneer" tersebut terpesona dengan keindahan dan kesejukan alam di kaki gunung itu. Mereka akhirnya membangun bungalow-bungalow dan memutuskan kawasan itu sebagai tempat peristirahatan mereka.
Perjalanan menuju kaliurang dari arah Jogja akan mengingatkan kita pada lukisan pemandangan saat masih di taman kanak-kanak. Sebuah gunung dengan jalan di tengahnya serta hamparan hijau yang membentang di kedua sisinya dihiasi dengan rumah penduduk, akan menghilangkan penat dalam bingkai lukisan alam.
Diselimuti angin yang berhembus sejuk, bahkan di saat mentari tepat di atas kepala, kesejukan itu masih terasa. Udara yang menari melewati pepohonan dan turun dengan gemulai, memberi rasa segar ketika menerpa tubuh.


Pemandangan Gunung Merapi memberi sensasi tersendiri di kawasan ini. Bagaikan seorang gadis desa yang menutup tabirnya bila sengaja diperhatikan, gunung ini akan tertutup kabut seolah malu bila sengaja datang untuk melihatnya.
Menyusur sisi barat Bukit Plawangan sejauh 1100 meter, menempuh perjalanan lintas alam, melalui jalan tanah yang diapit pepohonan dan lereng rimbun, deretan 22 gua peninggalan Jepang menjadi salah satu keunikan wisata alam Kaliurang.
Di samping keindahan alamnya, Kaliurang juga mempunyai beberapa bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah. Museum ini menguak misteri kebudayaan dan nilai-nilai sejarah Jawa, terutama yang berhubungan dengan putri Kraton Yogyakarta dan Surakarta pada abad ke-19.

Kawasan Rekreasi Keluarga

Berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat, serta menjadi tempat yang menyenangkan untuk rekreasi keluarga.
Bersantai dengan keluarga, orang tua bisa bersantai sambil mengawasi anak-anak bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Di dalam taman seluas 10.000 meter persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam renang mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001 malam dan beberapa jenis hewan ini, anak-anak juga bisa bermain mini car atau memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir di bagian ekornya.
Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Bermain ayunan atau bercanda bersama keluarga di taman bermain yang berada di dalam taman wisata, rasa lelah akan lebur dalam rimbunnya taman perhutani.
Melangkahkan kaki menyusuri sisi timur, melihat beberapa ekor monyet yang berloncatan dan berayun di dahan, menikmati kicau burung di jalur berbatu susun dan tangga berundak di jalan menanjak sejauh 900 meter; mungkin akan sedikit melelahkan, tetapi pemandangan Gunung Merapi di saat cuaca cerah dari Bukit Pronojiwo, akan menggantikan rasa lelah dengan kekaguman. Setiap hari libur, Merapi bisa dilihat melalui teropong yang disewakan dengan tarif Rp.3000 selama 30 menit.
Sesampainya kembali di lokasi taman bermain, bersantailah sejenak di Tlogo Muncar. Meredakan letih sambil menikmati air yang terjun di sela-sela bebatuan. Biasanya air akan mengalir dengan deras di musim penghujan.
Jika ingin menikmati pemandangan Kaliurang, para pengunjung bisa berkeliling menggunakan kereta kelinci yang dikenal dengan istilah sepoer. Kendaraan ini biasa mangkal di depan taman wisata yang dipenuhi dengan kios-kios penjaja makanan. Jalur yang dilaluinya mengitari kawasan wisata Kaliurang dari timur ke barat. Melewati gardu pandang yang terletak di sebelah barat, Merapi akan terlihat jelas ketika cuaca cerah. Tarif untuk menaiki kendaraan ini Rp.3.000 per orang jika yang naik minimal tujuh orang. Untuk perjalanan eksklusif, Rp.20.000 akan membuat perjalanan layaknya seorang bangsawan.
Bila ingin merasakan sejuknya angin dan heningnya malam di Kaliurang, berbagai villa, bungalow, pesanggrahan atau pondok wisata bisa menjadi pilihan. Tarifnya juga beragam, mulai dari yang 25 ribuan hingga 200 ribuan. Beberapa penginapan yang bisa anda nikmati, antara lain: Bukit Surya (paling disarankan), Puri Indah Inn (bintang 3), Wisma Sejahtera, dll.
Sebelum pulang pastikan untuk membawa sedikit oleh-oleh yang dijajakan. Mulai dari buah-buahan produksi petani lokal hingga makanan khas yakni tempe dan tahu bacem serta jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa).
Hamparan hijau di kaki gunung, udara sejuk dan segala paket kemewahan alamnya, akan meredakan segala kepenatan dan memberikan kesegaran dari hiruk pikuknya perkotaan.

sejarah candi mendut

Candi Mendut merupakan candi yang terletak paling timur dari garis lurus tiga serangkai candi (Borobudur, Pawon, Mendut). Candi ini didirikan oleh dinasti Syailendra dan berlatar berlakang agama Budha, dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya bentuk stupa sebanyak 48 buah pada bagian atasnya.Tidak diketahui secara pasti kapan candi ini didirikan. Namun seorang arkeologi Belanda menyebutkan bahwa didalam prasasti yang ditemukan didesa karangtengah bertarikh 824M dikemukakan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama venunava yang artinya adalah hutan bambu. Jika hal ini benar maka bisa dipastikan Candi Mendut didirikan pada abad ke 8 Masehi.


Pada bagian dalam candi ini terdapat ruangan yang berisikan altar tempat tiga arca Budha berdiri. Ketiga arca tersebut mulai dari yang paling kiri adalah Bodhisattva Vajravani, Buddha Sakyamuni dan Bodhisattva Avalokitesvara. Ketiga arca Budha tersebut masih dalam kondisi bagus, beberapa bunga-bunga dan dupa nampak tergeletak dibagian bawahnya. Sebuah pagar besi dibangun dibagian depan arca tersebut untuk menghindari interaksi pengunjung yang berlebihan/tidak berkepentingan atas ketiga patung Budha ini.

Relief-relief yang terdapat pada dinding candi ini masih jelas terlihat bentuk/ukirannya. Relief tersebut mengandung cerita berupa ajaran moral dengan menggunakan tokoh-tokoh binatang (fabel) sebagai pemerannya. Terdapat cerita "Brahmana dan Kepiting", "Angsa dan Kura-kura", "Dua Burung Betet yang Berbeda" dan "Dharmabuddhi dan Dustabuddhi", yang secara ringkas isi ceritanya adalah sebagai berikut:

Brahmana dan Kepeting": Menceritakan kisah seorang brahmana yang menyelamatkan seekor kepiting untuk kemudian kepiting ini membalas budi dengan cara menyelamatkan brahmana dari gangguan gagak dan ular.

"Angsa dan Kura-kura": Bercerita tentang seekor kura-kura yang diterbangkan dua ekor angsa kedanau yang baru. Karena emosi dalam menangapi perkataan atas apa yang mereka lakukan, kura-kura melepaskan gigitannya sehingga jatuh ketanah dan akhirnya mati.


"Dua Burung Betet yang Berbeda": Mengisahkan kelakukan dua burung betet yang sangat berbeda karena satunya dibesarkan oleh brahmana dan satunya lagi oleh seorang penyamun.


"Dharmabuddhi dan Dustabuddhi": Dua orang sahabat yang berbeda kelakuannya dimana Dustabuddhi yang memiliki sifat tercela menuduh Dharmabuddhi melakukan perbuatan tercela, namun akhirnya kejahatannya terbongkar dan Dustabudhi-pun dijatuhi hukuman.

Secara kronologis, Candi Mendut ditemukan pada tahun 1836. Kemudian di renovasi pada tahun 1897 dan 1904 pada bagian tubuh candi namun hasilnya kurang memuaskan. Pada tahun 1908 dipugar kembali oleh arkeolog belanda hingga bagian puncaknya dapat disusun kembali. Tahun 1925 sejumlah stupa yang telah dirapihkan, dipasang dan disusun kembali. Luas bangunan secara keseluruhan adalah 13,7x13,7 meter dengan tinggi 26,4 meter.

wisata ketep pass magelang

Ketep Pass atau Bukit Ketep me rupakan obyek wisata alam pegunungan. Letaknya di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan jalur Solo-Selo- Borobudur, sekitar 35 kilometer dari Ko ta Boyolali. Dari Solo, jaraknya 55 ki lometer. Letaknya di kaki Merapi, membuat Ketep Pass sekaligus sebagai laboratorium alam Gunung Merapi. Kawasan ini begitu luas, sekitar 8.000 meter persegi. Hawanya sejuk, ka rena berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl). Ketep Pass digagas mantan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. Obyek wisata ini diresmikan Megawati pada 17 Oktober 2002, saat putri Proklamator itu menjabat sebagai Presiden RI.


Meski jauh, perjalanan tak terasa me lelahkan.Pemandangan begitu memikat, menghapus rasa penat menyusuri jalan menanjak disertai belokan yang sangat curam.

Akhir pekan lalu, pengunjung berjubel untuk menikmati indahnya panorama Gunung Merapi dan Merbabu. Semakin siang peng unjung bertambah banyak me ma dati Ketep Pass. Kebanyakan wisatawan berasal dari Jogja, Semarang, Solo. Ada pula yang da tang dari Jepara.

Tidak hanya pemandangan indah yang ada di Ketep Pass. Sejarah letusan Gunung Merapi dan pengetahuan ten tang vulkanologi tersaji lengkap di Volcano Center. Di sini pengunjung dia jak menjelajahi seluruh ruangan seolah tanpa putus. Mengalir dari sajian materi satu ke yang lain. Dimulai dan informasi u mum tentang gunung berapi dan informasi geologis yang tersaji dalam bentuk gambar, foto dan peta dalam format besar.

Masih ada lagi Volcano Theatre yang menyajikan lm dokumenter tentang Gunung Merapi dengan berbagai akti tas vulkaniknya. Jalur - jalur pendakian, penelitian di Puncak Garuda yang letusannya sangat dahsyat, terekam jelas di lm dokumenter tersebut.

Selain itu ada Pelataran Panca Arga. Di sini wisatawan dapat menikmati sajian panorama alam lima gunung besar di Jawa Tengah yakni Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Slamet. Selain itu akan nampak pula gunung - gunung kecil lain seperti Telomoyo, An dong, Dataran Tinggi Dieng serta Perbukitan Menoreh. Melihat Gunung Merapi dan Merbabu secara detail dan jelas pun bisa. Di Ketep Pass, ada dua buah teropong. Dengan alat ini pengunjung dapat melihat jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu dan gunung gunung yang lain.


Bila berwisata ke Ketep Pass dan lupa membawa bekal makanan sendiri, tidak perlu khawatir. karena di atas Ketep Vulcano terdapat Ketep Pass Restourant. Sambil menyantap hidangan, kita bisa merasakan indahnya panorama di kaki Gunung Merapi dan Merbabu.

Untuk melepas lelah, tersedia gaze bo yang besar. Sambil beristirahat, ber canda ria dengan keluarga maupun te man, pemandangan alam tak akan hi lang dari depan mata. Keindahan Ketep Pass, semakin asyik karena di lokasi wisata ini banyak ditemui penjual jagung bakar.

Dengan hawa yang dingin, menyantap jagung bakar sangat mantap. Ketep Pass merupakan lokasi wisata yang tidak hanya bersifat rekreatif, tetapi sarat dengan kandungan pendidikan yang tersaji komplet.

wisata tulamben di bali

ulamben merupakan desa yang berkembang menjadi obyek wisata karena memiliki potensi laut yang beraneka ragam. Terletak di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, di bagian utara Kabupaten Karangasem sekitar ±25 km dari Kota Amlapura – ibukota kabupaten – , 37 km dari obyek wisata Candidasa, dan sekitar 82 km dari Kota Denpasar.


Akses menuju lokasi mudah dicapai karena letaknya di pinggir jalan raya jurusan Amlapura – Singaraja. Tulamben kemudian dikembangkan menjadi kawasan pariwisata yang meliputi 2 kecamatan, yaitu Desa Tulamben di Kecamatan Kubu; Desa Datah, Desa Labasari, Desa Culik, Desa Purwakerti, dan Desa Bunutan di Kecamatan Abang.

Daya tarik utama Tulamben adalah potensi alam bawah lautnya yang eksotis untuk kegiatan diving dan snorekling karena kondisi airnya yang jernih sepanjang tahun dan arusnya yang tenang. Pada kedalaman 30 meter di bawah laut terdapat kerangka kapal “ÚS Liberty” , sebuah kapal dagang AS yang karam akibat dihantam torpedo kapal selam Jepang pada tanggal 11 Januari 1942 ketika dalam pelayarannya melintasi Selat Lombok. Menyelam di kedalaman kapal karam Liberty merupakan alasan terbaik para penyelam yang datang ke Tulamben. Diperkirakan ada sekitar 400 spesies ikan karang mendiami kapal karam tersebut dan dikunjungi sekitar 100 spesies ikan laut lepas ( pelagic).

Tempat ini juga disebut paradise reef karena penuh dengan kejutan hewan laut yang muncul, seperti jenis ribbon eel, mimic octopus, boxer crabs, ghost pipefish, seahorse, leaf fish, garden eel, lion fish, harlequin shrimp, dan jenis lain yang tidak biasa juga ditemukan di sini. Sementara kumpulan besar jack fish yang jumlahnya hingga ratusan ekor selalu meramaikan kapal karam ini dan mereka sangat ramah pada penyelam.

Sabtu

Resep Nasi Goreng Pindang

Sajian yang pedas-pedas, namun gampang dan cepat diolah, pasti cocok untuk membangkitkan selera. Campurkan dengan suwiran ikan pindang.



Bahan Nasi Goreng Pindang :
400 gr nasi putih dingin
6 bh bakso sapi, potong-potong
2 sd margarin
2 btg daun bawang, potong-potong
3 ptg ikan pindang, potong-potong
4 bh tomat, iris tipis
4 sdm saus tomat
1 sdt garam
1 sdm kecap manis

Bumbu halus:
6 bh bawang merah
4 siung bawang putih
3 bh cabai rawit
4 bh cabai merah

Pelengkap:
bawang goreng
telur mata sapi
kerupuk atau emping goreng

Cara membuat Nasi Goreng Pindang:
1. Goreng ikan pindang hingga garing, buang kepalanya. Buang durinya, lalu suwir-suwir.
2. Panaskan margarin, tumis bumbu halus sampai harum, masukkan tomat, saus tomat. Aduk rata.
3. Tambahkan bakso, suwiran ikan dan nasi, aduk rata.
4. Bumbui garam dan kecap manis. Masak sambil diaduk hingga matang.
5. Sebelum dihidangkan taburkan irisan daun bawang. Hidangkan hangat dengan telur mata sapi, bawang goreng dan kerupuk.

Resep Tahu Gimbal


Bahan Tahu Gimbal:
2 buah tahu putih
minyak goreng

Gimbal Udang:
100 g udang kupas kecil
100 g tepung terigu
150 ml air
2 sdm daun bawang iris halus
1 siung bawang putih, parut
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam

Saus, aduk rata:
100 ml air
3 sdm kecap manis

Haluskan:
50 g kacang tanah goreng
1 siung bawang putih
4 buah cabai rawit merah
1 sdt gula pasir
1 sdt garam

Pelengkap:
150 g daun kol, iris halus
2 batang seledri, iris halus
2 sdm bawang merah goreng

Cara membuat Tahu Gimbal:
  • Potong-potong tahu, goreng setengah kering, tiriskan.
  • Saus : Larutkan bumbu halus dengan air dan kecap hingga rata. Sisihkan.
  • Gimbal Udang: Aduk udang dengan bahan lainnya hingga rata.
  • Goreng sesendok demi sesendok hingga matang dan kering ke dua sisinya. Tiriskan.
  • Susun tahu goreng dan gimbal di atas piring saji.
  • Beri pelengkapnya.
  • Siram Sausnya. Sajikan segera.